Oleh: Agung Dwi Wahyu Widodo dan dan Rosyida Awalia Safitri
Perintah melaksanakan puasa ramadhan sebulan penuh merupakan kewajiban yang dijalankan oleh semua orang islam sejak 14 abad yang lalu. “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.’ QS Al-Baqarah ayat 183. Aspek ruhani dan batiniah telah banyak di bahas di berbagai kitab. Ceramah mengenai efek puasa secara ruhaniah pun telah sering kita dengar. Sering kita mendengar bahwa puasa memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Namun, sampai saat ini masih banyak orang yg tak paham, apa sesungguhnya efek puasa secara jasmani. Tulisan ini memuat efek puasa secara jasmani.
Pada tahun 2016, seorang Ilmuwan Jepang mendapatkan penghargaan prestisius di bidang kedokteran yaitu Nobel, atas penelitiannya sejak tahun 1980-an terkait fenomena pada tingkat sel yang disebut Autofagi. Prof Yoshinori Ohsumi, nama ilmuwan tersebut, pertama kali mengamati fenomena autofagi pada sel ragi. Sel ragi yang mengalami kekurangan energy dan nutrisi akan melakukan proses autofagi, yaitu mendaur ulang bahan-bahan di dalam sel untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar tetap survive dan eksis. Fenomena Autofagi ini juga diamati oleh Ohsumi pada sel mamalia termasuk manusia. Tampaknya Fenomena Autofagi inilah yang mampu menjawab rahasia puasa bagi tubuh kita.Autofagi adalah proses daur ulang komponen di dalam sel, dimana produk daur ulang akan di gunakan kembali untuk keberlangsungan hidup sel. Salah satu pemicu proses autofagi adalah Puasa (ramadhan), para ilmuwan membuktikan bahwa puasa 12 jam (biasa disebut sbg intermittent fasting) mampu memulai proses autofagi dalam tubuh. Setiap tahun, sel tubuh kita sudah bekerja keras, ada yang bertahan hidup ada yang mati. Mereka menyimpan hasil metabolism berupa sampah atau racun didalam sel, dan bila sampah atau racun menumpuk akan menyebabkan kematian sel. Terkadang penumpukan sampah di dalam sel tidak mampu untuk di buang. Autofagi akan membuang atau mendegradasi kotoran sampah hingga detoksifikasi racun di dalam sel. Akibatnya sel akan menjadi bersih dan tidak terbebani oleh sampah dan racun,sehingga mampu bekerja kembali dengan baik.
Rahasia Puasa pada masing-masing organ TubuhImam Ali ibn Abi Thalib, menyebutkan Puasa berarti jupa mempuasakan seluruh organ tubuh kita mulai mulut, otak, telinga, mata, saluran pencernaan, saluran nafas dan lain-lain. Statement itu dapat ditafsirkan dari sisi batin sebagai mulut tidak boleh bergunjing, ghibah dan berbohong atau lainnya. Tetapi pernyataan Imam Ali tersebut sudah dibuktikan oleh ribuan artikel para ilmuwan yang melihat langsung efek puasa pada organ atau masing-masing organ pada tubuh kita.
Puasa menyebabkan peningkatan imunitas tubuh kita, terutama terhadap infeksi tuberculosis dan streptococcus serta meredakan peradangan. Banyak penyakit ditandai dengan peradangan akan berkurang gejalanya bila dilakukan puasa. Puasa memperbaiki kualitas berpikir dari otak, karena sampah dan racun di bersihkan, mencegah penyakit penuaan di otak seperti stroke, demensia sampai Alzheimer. Puasa juga memperbaiki kualitas pembuluh darah dan jantung, memperbaiki otot jantung dan pembuluh darah serta melindungi dari penyakit jantung coroner. Puasa memperbaiki kualitas pernafasan, racun oleh rokok atau gas lain akan dibersihkan. Peradangan paru kan menurun dengan puasa. Puasa memperbaiki kelainan metabolism dalam tubuh, pada penderita diabetes dan kegemukan karena peradangan akan di turunkan dengan puasa. Puasa dapat menurunkan cadangan lemak pada semua organ tubuh, proses ini disebut Lipofagi.
Bagi calon mahasiswa, penting untuk memahami perbedaan antara jenjang pendidikan D3, D4, dan S1 karena pemahaman ini akan menjadi landasan penting dalam menentukan pilihan jenjang yang paling cocok untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Selain itu, perlu diketahui bahwa ketiga jenjang ini juga memiliki perbedaan signifikan dalam sistem pembelajaran yang diterapkan serta peluang karir yang dapat diakses oleh lulusan dari masing-masing jenjang tersebut.
a. Diploma Tiga (D3)
- Masa Studi : D3 memiliki masa studi selama 3 tahun yakni 6 semester dengan total 112 SKS.
- Jalur Masuk : Jalur masuk D3 bisa melalui SNBP, SNBT, maupun mandiri Vokasi.
- Gelar : D3 memiliki gelar Ahli Madya (AMd).
- Sistem Pembelajaran : D3 akan lebih banyak tugas dan praktik lapangan.
b. Diploma Empat (D4)
- Masa Studi : D4 memiliki masa studi selama 4 tahun yakni 8 semester dengan total 114 SKS.
- Jalur Masuk : Jalur masuk D4 bisa melalui SNBP, SNBT, maupun mandiri Vokasi.
- Gelar : D4 memiliki gelar Sarjana Terapan (STr).
- Sistem Pembelajaran : D4 hampir sama dengan D3, cuman akan bekal materi yang dipelajari.
c. Sarjana (S1)
- Masa Studi : S1 memiliki masa studi selama 4 tahun yakni 8 semester dengan total 144-160 SKS.
- Jalur Masuk : Jalur masuk S1 bisa melalui SNBP, SNBT, maupun mandiri Sarjana.
- Gelar : S1 memiliki gelar Sarjana (S).
- Sistem Pembelajaran : S1 Lebih banyak mempelajari teori.
Ketika kamu sudah kelas dua belas alias kelas tiga SMA, pasti, kamu sekarang sudah mulai pusing-pusing, nih, mau kuliah dimana dan jurusan apa. Mungkin ada beberapa dari kamu yang sedang galau-galau antara memilih pendidikan vokasi atau pendidikan akademik.
Pendidikan vokasi tuh, apa, ya? Vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program Pendidikan diploma satu (D1), diploma dua (D2), diploma tiga (D3) dan diploma empat (D4).
Kalau pendidikan akademik itu, apa, ya? Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan sebagainya yang tentunya mencakup program pendidikan sarjana (S1), magister (S2) dan doktor (S3).
Berbeda dengan pendidikan akademik, yang mengharuskan kamu menamatkan S1 terlebih dahulu, baru kamu bisa ke jenjang S2 dan S3, pendidikan vokasi tidak seperti itu, gaes. Kalau kamu ingin mengambil pendidikan vokasi, kamu nggak perlu memulainya dari D1. Kamu bisa langsung memilih pendidikan vokasi yang ingin kamu masuki baik itu D2, D3 atau D4.
Jadi, pada intinya, kalau kamu lulus dari Sekolah Menengah Atas alias SMA dan sederajat, kamu bisa memasuki program D1, D2, D3, D4 atau S1. Lho, kalau gitu, perbedaan D1, D2, D3, D4 dan S1, tuh, apa, ya?
Kalau kamu ingin masuk ke diploma satu, kuliahmu nggak akan lama-lama, gaes. Kamu akan berkuliah dalam kurun waktu satu tahun saja. SKS alias Satuan Kredit Semester yang harus kamu selesaikan ialah tiga puluh dua SKS dalam kurun satu tahun atau dua semester.
Karena diploma merupakan pendidikan yang mengajarimu untuk menguasai suatu kemampuan tertentu, maka kamu akan dibekali banyak sekali praktik yang bisa digunakan di dunia kerja. Tugas akhir atau syarat kelulusan apabila kamu berkuliah di D1 ialah kerja praktek dan laporan karya ilmiah. Biasanya, nih, kalau kamu lulus dari program ini, kamu memiliki gelar A.P. alias Ahli Pratama.
Berikut contoh program studi D1 dan universitasnya:
Yang membedakan D1 dan D2 salah satunya ialah dari segi waktu dan juga SKS yang harus diselesaikan. Kalau kamu ingin berkuliah ke program D2, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kuliahmu ialah dua tahun dengan SKS sebanyak enam puluh empat SKS.
Sama seperti D1, kamu pun harus mengerjakan laporan karya ilmiah dan juga kerja praktek apabila kamu ingin lulus dari institusi tersebut. Jika kamu lulus dari D2, kamu akan mendapatkan banyak praktek dan teori jika dibandingkan dengan D1. Kalau kamu lulus dari D2, kamu akan mendapatkan gelar A.Ma atau Ahli Muda.
Berikut contoh program studi D2 dan universitasnya:
Biasanya, banyak banget, nih, gaes, orang-orang yang memiliki latar pendidikan D3 dibandingkan latar belakang pendidikan diploma yang lainnya. Durasi dalam menyelesaikan pendidikan ini ialah tiga tahun dan kamu harus menyelesaikan SKS sebanyak 112 SKS.
Pada saat ini, sudah banyak banget, lho, universitas-universitas yang membuka program pendidikan yang satu ini. Dan jangan salah, gaes, program pendidikan yang satu ini pun memiliki peminat yang cukup banyak juga.
Tugas akhir dari D3 tidak berbeda dengan diploma yang lainnya. Para mahasiswa D3 pun harus menyelesaikan pendidikannya dengan cara menyelesaikan tugas akhirnya yang berupa praktek kerja dan juga laporan karya ilmiah. Kalau kamu lulus dari program yang satu ini, kamu akan memiliki gelar yaitu A.Md atau ahli Madya. Sama seperti program diploma yang lainnya, D3 pun dapat terjun langsung ke dunia kerja.
Berikut contoh program studi D3 dan universitasnya:
Diploma empat biasanya sering disamakan dengan program sarjana. D4 pun dibilang sebagai sarjana terapan. Kenapa D4 dibilang sebagai sarjana terapan? Karena untuk menyelesaikan program D4, kamu memerlukan waktu sekitar empat tahun dengan menyelesaikan 144 SKS. Bedanya dengan pendidikan sarjana atau S1, D4 lebih mempelajari ilmu-ilmu praktek atau ilmu-ilmu terapan.
D4 pun memiliki tugas akhir yang sama dengan “saudara-saudaranya”. Kalau kamu ingin lulus dari D4, kamu harus menyelesaikan kerja praktek dan juga laporan karya ilmiah. Kalau kamu lulus dari D4, kamu akan memiliki gelar S.ST alias Sarjana Sains Terapan.
Berikut adalah contoh program studi D4 dan universitasnya:
Strata satu atau sarjana, biasanya lebih mempelajari hal-hal yang bersifat teoritis. Maka dari itu, biasanya, lulusan S1 lebih memiliki keunggulan dalam segi teoritis dibandingkan terapan. Program Studi S1, biasanya mempelajari enam puluh persen teori dan empat puluh persen praktek.
Ketika kamu memasuki program strata satu alias S1, pada umumnya, kamu harus menyelesaikan S1-mu dalam kurun waktu empat tahun dengan SKS sebanyak 144 hingga 160 SKS. Kalau kamu ingin segera lulus dari S1, kamu memiliki tugas yang harus kamu selesaikan yang bernama skripsi. Biasanya, skripsi memiliki beban SKS sebanyak enam SKS. Ketika kamu lulus dari S1, kamu akan memiliki gelar yang didahului dengan huruf “S” yang berarti sarjana.
Hal yang perlu kamu ingat, gaes, mau apapun yang kamu pilih, baik itu D1, D2, D3, D4 maupun S1, pilihan tersebut harus berdasarkan dari keinginanmu, ya, gaes. Program-program pendidikan tersebut semuanya dapat dibilang bagus. Hal yang terpenting ialah, kamu harus bisa menerapkan keahlianmu, yang di dapatkan dari pendidikan, di dunia kerja.
Apa, Sih, Beda Antara Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik dan Akademi?
Pendaftaran Seleksi Masuk Sekolah Vokasi IPB 2019
(sumber gambar: kaskus.co.id, infokampus.news, newstechnologytv.com)
Teknologi Laboratorium Medis (TLM) dulu dikenal Analis Kesehatan merupakan suatu profesi yang bekerja pada sarana kesehatan melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau non manusia untuk mendukung tegaknya diagnosa suatu penyakit.